Pages

Jumat, 21 Januari 2022

Layar 221 : Syarat dan Kondisi

Untuk Layar 221 Voor Kalkulasi Produk berlaku syarat dan kondisi sebagai berikut :
Syarat :

  1. Per-untuk-an tanda "." (titik) dan "," (koma) dalam karakter numerik harus ditetapkan untuk seluruh komputer, termasuk server, hand held dll. Karena terkait dengan perhitungan aritmetika dan fisika dasar.
  2. Karakter input alphabet yang dipakai adalah HURUF BESAR atau HURUF KAPITAL.
  3. Database pendukung dari Layar 221 harus sudah tersedia
  4. Satuan yang lain (inchi, feet, meter, ton, kwintal, detik dll) harus di-konversi ke satuan yang di-standar-kan dan tidak perlu lagi disebutkan satuannya, sbb :

○ Besaran panjang , satuan mm (mili meter)
○ Besaran berat, satuan Kg (Kilogram)
○ Besaran waktu, satuannya s (shift); j (jam); m (menit)
    1 s = 7 j = 420 m

Kondisi :

  1. Jika Planning sudah ber-relasi dengan suksesor (order) maka dia tidak mampu : edit dan/atau hapus, dan begitu pula sebaliknya.
  2. Jika Planning hanya ber-relasi dengan Planning yang lain (sebagai WIP) maka dia masih mampu edit, namun tidak mampu hapus.
  3. Jika ada beberapa Planning untuk No. Part yang sama maka hanya ada satu No. Planning yang berstatus aktip.
  4. Jika ada update harga material dan tarif proses maka tidak berpengaruh pada kalkulasi Volume Barang-Material-Part dan Lama Operasi.
  5. Planning atas satu No. Part tidak mampu simpan jika :

a. Input entri kosong atau null atau bilangan negatip atau hasil kalkulasi error
b. Input entri sama persis dengan Planning lain atas No. Part yang sama.
c. Hasil copy Planning tidak di-edit masih sama dengan aslinya.
d. Ada Barang-Material-Part/WIP yang berstatus non aktip.

Sedangkan untuk setiap nomor yang ditandai pada Layar 221 Voor Kalkulasi Produk ini boleh jadi punya syarat dan kondisinya sendiri.

Kembali ke Layar 221 Voor Kalkulasi Produk

Tanya-Jawab
Tanya : Mengapa  tanda "." (titik) dan "," (koma) pada karakter numerik menjadi penting ?
Jawab : Supaya entri-an atas input data numerik ter-kalkulasi dengan betul . . . selengkapnya

Tanya : Mengapa dari beberapa No. Part yang di-planning hanya satu saja yang boleh aktip ?
Jawab : Supaya ada rujukan pasti untuk proses suksesor . . . selengkapnya

Tanya : Mengapa Layar No. 210 tidak meng-kalkulasi total harga material dan total tarif ?
Jawab : Supaya Planning tidak out of date jika ada update harga dan/atau tarif ! . . . cukup

Tanya : Mengapa entri-an Planning yang sama tidak mampu simpan ?
Jawab : Apa gunanya buat lagi, kalau satu No. Part sudah punya Planning yang sama ! . . . cukup

Tanya : Mengapa input entri "null", angka negatip serta kalkulasi error tidak mampu simpan ?
Jawab : Planning salah apalagi kosong, apa gunanya disimpan ! . . . cukup

Tanya : Mengapa Part WIP non aktip menyebabkan Planning tidak mampu simpan ?
Jawab : Part non aktip tidak mampu lanjut ke proses suksesor, buat apa disimpan ! . . . cukup

Kamis, 23 Desember 2021

Analisis Material

Saya memulai perencanaan kebutuhan perusahaan (enterprise requirement planning/ERP) dengan meng-analisis material. Dimana akan diperlukan sebanyak tujuh level untuk peng-klasifikasi-an barang yaitu peng-golong-an, pembagian grup, pengelompokan, peng-kategori-an, pembagian jenis dengan berbagai varian beserta sub varian-nya. Barang yang dimaksud di sini adalah barang yang dikelola oleh gudang dan diberi indentifikasi berupa nomor barang.

Dimana Kelompok RAW MATERIAL untuk produksi hanya salah satu Kelompok Barang saja dari Grup INVENTORI, yang dikelola oleh departemen PPIC. Dalam pengembangan ERP, kita tidak hanya membahas perencanaan kebutuhan material (MRP) saja. Namun semua barang yang masuk ke perusahaan mulai proses pengada-an sampai barang itu sampai ke gudang, beredar sebagai benda dalam proses (work in process/WIP), masuk lagi ke gudang sebagai barang jadi hingga sampai pada pengiriman. Termasuk diantaranya adalah mesin perkakas untuk produksi, dia hanya salah satu Kelompok PERKAKAS dari Grup ASET yang di-operasi-kan oleh departemen Produksi.

Adapun  klasifikasi barang adalah sebagai berikut :

  1. Level 0 : Golongan Barang
  2. Level 1 : Group Barang
  3. Level 2 : Kelompok Barang
  4. Level 3 : Kategori Barang
  5. Level 4 : Jenis Barang
  6. Level 5 : Sub Jenis Barang
  7. Level 6 : Item Barang
  8. Level 7 : Nama/Kode Barang
Perlu anda ketahui bahwa hanya Kelompok RAW MATERIAL dan Kelompok PERKAKAS saja yang memerlukan delapan level pe-Nomor-an Barang untuk bisa di-identifikasi-kan Nomor Kode Barang-nya dengan tepat dan jelas. Dimana pe-Nomor-an Barang seserta pe-Nama-an Barang-nya sesuai hirarki yang bertingkat sesuai level berdasarkan klasifikasi barang.

Memang sangat rumit namun itu adalah syarat cukup dan perlu untuk pengembangan aplikasi komputer ERP. Penomoran yang berjenjang merupakan algoritma logis untuk supaya komputer bisa meng-kalkulasi secara otomatis dan mengurangi kesalahan operator.

Untuk Grup ASET, Nomor Kode Barang itu akan terus melekat, meskipun barang sudah keluar gudang dan sudah dikelola oleh penggunanya masing masing.

Sedangkan untuk Grup INVENTORI, maka Nomor Kode Barang tidak berguna lagi. Karena selama beredar di lantai produksi, Nomor Kode Barang itu bertukar nomor lain, menjadi benda kerja (work piece) serta bertukar bentuk dan status menjadi WIP., Bila proses final, maka WIP akan masuk gudang dalam Grup KOMODITAS dengan nama dan nomer baru sesuai design.


Pada posting-an yang akan datang kita meng-analisis dan membahas setiap level klasifikasi barang satu per satu.

Minggu, 19 Desember 2021

Level 0 : Golongan Barang

Hanya ada dua golongan saja sebagai yaitu barang yang dikelola oleh gudang serta barang yang tidak dikelola oleh gudang. Semua barang yang sudah dikeluarkan dari gudang, maka dalam hal ini sudah di luar dari pokok pembahasa kita, karena sudah di luar pengelolaan gudang. Namun pengadaan, pengendalian keluarnya barang serta stok-persediaannya dikendalikan oleh departemen terkait sebagai berikut,pengadaan, pengendalian keluarnya barang serta stok-persediaannya

Maka dalam pokok bahasan kita hanya ada satu Level 0 : Golongan Barang yang di-analisis yaitu barang yang masih dalam pengelolaan gudang.

Adapun Golongan BARANG kita bagi dalam empat Grup Barang, pada Level 1 sebagai berikut : 

  1. Level 1 : Grup KOMODITAS
  2. Level 1 : Grup ASET
  3. Level 1 : Grup INVENTORI
  4. Level 1 : Grup PENUNJANG

Pada postingang y.a.d. kita akan bahas semua Grup Barang satu per satu. Dimana sorotan khusus untuk Grup ASET akan analisis sampai 7 tingkatan atau level saja sedangkan Grup INVENTORI akan dibahas analisisnya sampai 8 tingkatan/level.

Grup KOMODITAS adalah barang dagangan untuk dijual ke konsumen yang dimana pengadaan, pengendalian keluarnya barang serta stok-persediaannya dilakukan Bagian Penjualan dan/atau Bagian Purna Jual. Pengadaan bisa ke internal perusahaan untuk mem-buat produk sendiri atau mendatangkan produk komoditas dari suplier eksternal.

Grup ASET adalah harta kekayaan bergerak (berupa mesin, kendaraan, alat berat dll) yang dibeli dan dipakai untuk operasi perusahaan sendiri bukan untuk dijual yang dihitung nilai susut/depresiasi. Singkatnya : harta perusahaan yang bisa masuk gudang dan bisa dihitung persediaanya. Jadi harta perusahaan berupa gedung, gudang, tiang bendera dan pos satpam tidak masuk dalam Grup ASET.  

Grup INVENTORI adalah semua barang/bahan baku yang peruntukannya membuat produk saja, bukan untuk dijual atau dipakai sendiri. Dimana pengendalian pengadaan serta keluarnya barang serta stok-persediaannya dilakukan oleh Bagian PPIC atau Bagian Inventori, atas order konsumen. Sedangkan penyimpanan dan pengamanannya bisa dilakukan oleh Bagian Gudang.

Grup PENUNJANG adalah barang habis/langsung pakai atau konsumabel yaitu barang yang apabila di-konsumsi/di-gunakan maka dia dianggap habis. Grup PENUNJANG ini diadakan untuk keperluan operasional perusahaan sendiri, bukan untuk dijual dan bukan untuk bahan baku produk.

Tanya : Mengapa klasifikasi barang dibuat bertingkat dan kompleks ?
Jawab : Untuk memenuhi syarat cukup dan perlu . . . selengkapnya

Tanya : PPIC mengendalikan pengadaan, masuk-keluar stok atas empat Grup Barang itu ?
Jawab : Tentu tidak semua . . . selengkapnya

Tanya : Apakah perbedaan tugas antara Bagian Gudang dengan Bagian Inventori/PPIC ?
Jawab : Tugas Bagian Gudang hanya . . . selengkapnya

Tanya : Apa perbedaanya setiap Grup Barang di atas serta contohnya ?
Jawab : Perbedaan barang : dagangan, bergerak, bahan baku & konsumabel . . . selengkapnya

Jumat, 17 Desember 2021

Level 1 : Grup KOMODITAS

 Yaitu barang dengan kriteria sebagai berikut :

  • Pengadaan atas order Departemen Penjualan
  • Pengadaan atas order Departemen Purna Jual
  • Peruntukan hanya untuk penjualan, bukan dipakai sendiri

Grup KOMODITAS ini dapat kita klasifikasikan dalam dua Kelompok Barang sebagai berikut :

  1. Level 2 : Kelompok PRODUK
  2. Level 2 : Kelompok SUKU CADANG 
Analisis untuk sementara ini Grup KOMODITAS kita cukupkan sampai pada level 2 saja, yaitu pada tingkatan Kelompok Barang saja, oleh karena tidak signifikan untuk analisis MRP dan CRP.

Senin, 13 Desember 2021

Level 1 : Grup ASET

Yaitu barang dengan kriteria sebagai berikut :

  • Pengadaan atas order departemen yang membutuhkan
  • Grup ASET ini adalah harta kekayaan perusahaan yang dihitung nilai susut-nya
  • Peruntukan hanya dipakai sendiri bukan untuk penjualan 
Grup ASET  ini diklasifikasikan dalam lima Kelompok Barang sebagai berikut 
  1. Level 2 : Kelompok PERKAKAS
  2. Level 2 : Kelompok KENDARAAN
  3. Level 2 : Kelompok ALAT BERAT
  4. Level 2 : Kelompok MESIN
  5. Level 2 : Kelompok ALAT KANTOR

Sorotan khusus untuk Level 2 : Kelompok PERKAKAS akan dibahas dan di-analisis sampai level 4 oleh karena signifikansi-nya bagi analisis sistem manufaktur khususnya CRP.

Sedangkan Level 2 Kelompok Barang lainnya di Grup ASET ini belum kita bahas lebih lanjut untuk saat ini. Dan untuk sementara kita cukupkan dulu di level 2 saja.

Sabtu, 11 Desember 2021

Level 1 : Grup INVENTORY

Grup INVENTORI adalah semua barang/bahan baku yang peruntukannya membuat produk saja, bukan untuk dijual atau dipakai sendiri. Dimana pengendalian pengadaan serta keluarnya barang serta stok-persediaannya dilakukan oleh Bagian PPIC atau Bagian Inventori, atas order konsumen. Sedangkan penyimpanan dan pengamanannya bisa dilakukan oleh Bagian Gudang.

Grup INVENTORY ini kita klasifikasikan dalam lima Kelompok Barang sebagai berikut 

  1. Level 2 : Kelompok RAW MATERIAL
  2. Level 2 : Kelompok FASTENER
  3. Level 2 : Kelompok PART
  4. Level 2 : Kelompok ELEKTRODA
  5. Level 2 : Kelompok CURAH
  6. Level 2 : Kelompok CUSTOMER
Sorotan khusus untuk dua Kelompok RAW MATERIAL akan kita bahas secara mendalam, sampai Level : 7 yaitu sampai ke Item Barang dan nomor Kode Barang. Oleh karena sangat signifikan dalam analisis sistem manufakturing jobshop kita.
Sedangkan Kelompok Barang lain dalam Grup INVENTORY ini kita cukupkan sampai di Level : 2 di sini saja.

Kelompok RAW MATERIAL adalah bahan baku produksi dengan beberapa kriteria sbb, bahwa selama menempuh proses manufaktur di lantai produksi : 

    1. Berubah bentuk fisik.
    2. Cara konversi satuan persediaan stok barang menjadi satuan pemakaian barang sbb :
        - memakai rumus tertentu sesuai bentuk fisik
        - menggunakan karakteristik fisik (kg/m3 ; kg/m2 ; kg/m) 
        - memperhitungkan dimensi-nya (panjang serta diameter atau lebar & tinggi)
    3. Menempuh proses machinning dan/atau fabrikasi

Kelompok FASTENER adalah bahan baku produksi yang selama menempuh proses manufaktur yaitu fabrikasi di lantai produksi dengan kriteria sbb :

    1. Tidak berubah bentuk fisik
    2. Satuan persediaan stok barang sama dengan satuan pemakaian barang
    3. Menempuh proses perakitan untuk mengikat part secara mampu lepas
    4. Mempunyai standar : metrik, imperial, DIN, ISO dlsb.

Kelompok PART adalah bahan baku produksi yang menempuh proses manufaktur yaitu fabrikasi perakitan di lantai produksi dengan kriteria sbb :

    1. Tidak berubah bentuk fisik
    2. Konversi satuan persediaan stok barang ke satuan pemakaian barang tanpa rumus fisika.
    3. Menjadi bagian dari fungsi dan kapasitas kerja produk akhir yang dimanufaktur
    4. Mempunyai jenis, merk, spesifikasi/kapasitas dlsb.

Kelompok ELEKTRODA adalah bahan baku produksi yang selama menempuh proses manufaktur yaitu fabrikasi di lantai produksi dengan kriteria sbb :

    1. Berubah bentuk fisik.
    2. Satuan persediaan stok barang (pcs-kg) menjadi satuan pemakaian (pcs)
    3. Menempuh proses pabrikasi sebagai pengikat tak mampu lepas/permanen
    4. Mempunyai merk, jenis material, ukuran dlsb.

Kelompok CURAH  adalah bahan baku produksi yang menempuh proses manufaktur fabrikasi di lantai produksi dengan kriteria sbb :

    1. Bisa cair, bisa padat/pasir/curah, memerlukan wadah/kemasan
    2. Terjadi perubahan kimia dan fisik.
    3. Konversi satuan persediaan stok barang ke satuan pemakaian barang tanpa rumus fisika.
    3. Tergolong bahan B3, memerlukan prosedur keselamatan

Kelompok CUSTOMER adalah bahan baku produksi yang merupakan barang milik customer atas order repair y.b.s. dimana barang tidak diberi nilai harga beli.

Selasa, 07 Desember 2021

Level 1 : Grup PENUNJANG

Grup PENUNJANG adalah barang habis/langsung pakai atau konsumabel yaitu barang yang apabila di-konsumsi/di-gunakan maka dia dianggap habis setelah dikeluarkan dari catatan gudang. Grup Barang ini diadakan untuk keperluan operasional perusahaan sendiri, bukan untuk dijual dan bukan untuk bahan baku produk.

Grup PENUNJANG diadakan atas order dari semua Bagian yang membutuhkan untuk mendukung operasional perusahaan yaitu administrasi, keamanan, perawatan, produksi dlsb. Barang dianggap habis setelah dikeluarkan dari gudang.

Grup PENUNJANG ini kita klasifikasikan dalam dua Kelompok Barang sebagai berikut 
  1. Level 2 : Kelompok LANGSUNG PAKAI
  2. Level 2 : Kelompok HABIS PAKAI
Dua Kelompok Barang ini untuk saat ini belum signifikan dalam analisis sistem manufaktur kita, maka untuk sementara ini pembahasannya kita cukupkan saja sampai di Level 2 saja.

Kelompok LANGSUNG PAKAI adalah barang konsumabel yang secara fisik tidak seketika habis meskipun barang itu sudah dianggap habis setelah keluar dari catatan gudang. Contoh :
  1. alat keselamatan kerja
  2. alat tulis kantor, perlengkapan kebersihan & umum
  3. suku cadang maintenance mesin produksi
  4. dan lain sebagainya
Kelompok HABIS PAKAI adalah barang konsumable yang secara fisik langsung aus atau habis seketika pada saat digunakan. Kelompok Barang ini yang juga dikonsumsi di lantai produksi dengan cara sbb : 
  1. perubahan mekanik :  aus terkikis/tergesek : amplas, batu gerinda, mata pisau
  2. perubahan fisik : habis/hilang, menguap : penetrant, sabun, curium, solvent dll
  3. perubahan kimia : ber-reaksi, ber-senyawa, ter-oksida-si : oksigen, bahan bakar dll
  4. perubahan sifat : jelek, masa pakai : oli pelumas dll
  5. dipakai habis : obat & perlengkapan P3K

Kriteria dari Item Barang dari Kelompok HABIS PAKAI bila dia dipakai sebagai barang penunjang operasional produksi di lantai produksi, adalah bahwa Item Barang itu : 

  1. Tidak nempel atau menjadi bagian pada produk akhir.
  2. Tidak disebutkan dalam route sheet atau job order

Penjelasan di atas menunjukkan perbedaan antara barang konsumable Kelompok LANGSUNG PAKAI dengan Kelompok HABIS PAKAI.

Tanya : Mengapa Item Barang penunjang operasional produksi pada Kelompok HABIS PAKAI tidak termasuk Grup INVENTORI ?
Jawab : Karena barang penunjang tidak melekat pada produk akhir . . . selengkapnya

Tanya : Cukup di Level 2, apa Kode Barang-nya Grup PENUNJANG memenuhi syarat perlu ? 
Jawab : Cukup asalkan syarat dipenuhi dengan cara . . . selengkapnya

Tanya : Bagian Maintenance memerlukan sebuah V-Belt supaya satu mesin perkakas bisa berproduksi kembali. Dimana kebetulan stok barang-nya diadakan bagi Bagian Purna Jual, padahal barang tersebut ter-klasifikasi dari Kelompok PART, Grup INVENTORI.
Bagaimana solusi yang terbaik ? 
Jawab : Transaksi  pengeluaran barang V-Belt itu . . . selengkapnya